Palu Ajaib Pemberian Tikus

Pada zaman dahulu, ada sepasang kakek nenek yang hidup dengan tenang dan damai. Setiap pagi Kakek pergi ke gunung menebang kayu, lalu menjualnya ke kota. Sedangkan nenek, dia membuatkan tiga onigiri yang sangat lezat untuk bekal.

Kakek yang telah sampai di gunung mulai menebang dahan-dahan kering, dan mengumpulkannya. Binatang-binatang datang berkumpul, karena bau lezat yang berasal dari onigiri yang dibawa oleh kakek. Kakek pun mengatakan bahwa ia akan membagi dan makan bersama, jika mereka membantu agar cepat selesai pekerjaan kakek.

Kelinci dan tupai yang rajin memakan onigiri itu membantu Kakek mengumpulkan dahan-dahan kering. Kemudian kakek mengeluarkan onigirinya yang pertama dan bermaksud membagi dengan semuanya, masing-masing sedikit. Tetapi, tanpa sengaja, onigiri itu terlepas dari tangannya dan menggelinding.

Onigiri yang amat berharga itu terus menggelinding ke lereng bukit. PKakek pun berlari menuruni lereng bukit untuk mengejarnya, namun onigiri itu menggelinding semakin cepat. Binatang-binatang yang akan dibagi onigiri itu pun turut berusaha menangkap onigiri.

Tupai, kelinci, kera dan rusa semuanya mengejar onigiri, tetapi onigiri itu terus menggelinding hingga akhirnya tiba di kaki gunung. Onigiri itu terus menggelinding, hingga akhirnya jatuh ke lubang.

Kakek mengulurkan tangannya ke dalam lubang yang gelap dengan maksud mengambil onigirinya, namun sayang tangannya tidak sampai. Pada saat itu, dari dalam lubang terdengan suara musik gembira.

Kakek dan binatang-binatang itu lupa akan rasa lapar mereka, mereka memasang telinga mendengarkan suara musik yang keluar dari dalam lubang. Beberapa saat kemudian, musik itu berhenti. Kakek merasa kecewa, kemudian ia menjatuhkan onigiri kedua yang sebenarnya untuk makan malam. Kemudian, suara musik itu kembali terdengar.

Kakek lali menjatuhkan onigiri yang terakhir. Musik terdengar semakin meriah, dan binatang-binatang pun lalu bergembira. Ketika mereka semua sedang menari mengelilingi lubang itu, kaki Kakek terpeleset dan kakek jatuh ke dalam lubang.

Di dasar lubang itu para tikus meletakkan lentera kertas dan menyambut Kakek. Dengan diantar oleh tikus-tikus itu, Kakek masuk. Setelah keluar dari lorong yang gelap, tibalah Kakek di ruangan yang luas. Di sana telah menunggu Pemimpin tikus. Pemimpin tikus itu berterima kasih atas onigiri pemberian kakek, bahkan pemimpin tikus juga memperlakukan Kakek sebaik mungkin.

Pemimpin tikus itu lalu menunjukkan sebuah tempat dengan tangannya. Saat Kakek melihat ke arah yang ditunjuk oleh Pemimpin Tikus, ternyata di sana ada banyak sekali tikus-tikus yang membuat makanan dengan onigiri-onigiri dari Kakek.

Onigiri-onigiri Kakek telah berubah menjadi makanan-makanan kecil, dan saat kakek mencoba menghitungnya ada ratusan onigiri yang telah dibuat. Kakek dibawa ke ruang tamu, dan di depannya telah terhidang makanan yang lezat. Lalu, musik pun dimulai dan gadis-gadis tikus yang cantik mulai menari.

Kakek dan Pemimpin Tikus menyanyi dan menari. Kakek mabuk karena sake, ia terus menari dan lupa akan waktu. Sayup-sayup terdengar bunyi genta dari kuil. Para tikus itu memberikan sebuah palu kayu keberuntungan kepada kakek sebelum pulang sebagai tanda terima kasih, ternyata palu itu adalah palu keberuntungan untuk memanggil kebahagiaan.

Kemudian Kakek keluar dari lubang yang berbeda dengan saat ia datang. Kakek berangkat untuk menjual kayu bakar dengan dilepas oleh para tikus. Kakek tiba di kota, segera pergi ke toko yang biasa membeli kayu bakarnya. Namun sayang, karena kakek datang terlambat toko itu sudah membeli dari orang lain.

Demikian juga dengan toko yang lain. Kakek berjalan berkeliling kota, tapi tidak sebatang pun kayu bakarnya terjual. Tanpa bisa berbuat apa-apa, Kakek pulang menyusuri jalan dengan lunglai. Matahari pun mulai terbenam. Sambil berjalan kakek menyesali diri, dengan langkah yang berat akhirnya kakek tiba di rumah.

Sambil makan ubi, kakek bercerita tentang bola nasi dan tikus-tikus ajaib itu. Tiba-tiba, muncullah tikus yang membawa lentera kertas. Nenek mendekap Tama, kucing mereka yang bertingkah ganas.

Tikus itu ternyata memberikan palu kayu keberuntungan lainnya. Palu itu adalah palu ajaib, jika ada yang kakek inginkan maka kakek cukup menggoyangkan palu itu. Setelah berkata demikian, tikus itu menghilang. Karena lapar, kakek segera mencoba palu itu sambil mengatakan agar keluar makanan. Sambil berkata demikian, ia menggoyangkan palunya dan seketika itu juga muncul makanan enak yang sangat banyak.

Kakek, nenek, dan Tama sangat gembira. Keesokan paginya, Kakek dan Nenek menggoyangkan palu kayu itu, lalu mereka memuat makanan yang banyak itu ke gerobak dan berkeliling desa. Mereka membagi-bagikannya kepada orang-orang yang miskin dan mereka yang membutuhkan, karena merekalah orang-orang desa yang miskin menjadi sehat. Selain itu, mereka semua menjadi giat bekerja, sehingga hasil sawah dan ladang mereka berlimpah-ruah.

Kakek dan Nenek membuat banyak sekali onigiri dengan beras hasil panen mereka, lalu pergi ke lubang tikus sebagai tanda terima kasih. Lalu binatang-binatang hutan pun berdatangan dan mereka semua makan onigiri-onigiri itu, dan mereka semuanya berbahagia dan bergembira.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *